TOPIKMETRO.COM, PEKANBARU – Pendidikan adalah sebuah faktor yang sangat penting dan paling utama yang di butuhkan oleh semua pihak, karena pendidikan yang menentukan kemajuan sebuah bangsa di masa yang akan datang. Salah satunya, dimana pola asuh orang tua menjadi cara dan kebiasaan yang selalu di lakukan oleh orang tua kepada anaknya. Dimana orang tua yang memiliki anak tuna netra dan anak yang normal akan memiliki perbedaan pola asuh yang di terapkan kepada anaknya.
Anak yang menyandang tuna netra adalah dimana suatu kondisi indra penglihatanya tidak berfungsi dengan baik secara keseluruhan. Anak yang menyadang tuna netra harus mendapatkan penanganan yang tepat supaya keterbatasan ini tidak menjadi hambatan bagi jasmani dan rohaninya. Adapun karakteristik anak penyandang tuna netra adalah anak memiliki rasa curiga terhadap oranng lain yang berlebihan, anak memiliki perasaan yang mudah tersinggung atau sakit hati kepada orang lain, perasaan rendah diri, suka berfantasi, berfikir kritis, pemberani.
Anak yang menyandang tuna netra tidak hanya mengarah kepada mereka yang buta saja, namun mereka juga mampu melihat walau terbatas dan kurang bisa di manfaatkan di dalam kehidupan sehari hari seperti saat belajar. Adapun jenis-jenis yang terdapat pada tuna netra di antaranya yaitu:
Kurangnya penglihatan(low vision).
Buta total ( totally blind).
Tuna netra yang berdasarkan pada waktu terjadinya.
Tuna netra yang berdasarkan kemampuan pada daya penglihatan.
Tuna netra yang berdasarkan pada pemekrisaan klinis.
Tuna netra yang berdasarkan pada kelainan dimata.
Adapun bentuk layanan yang di berikan kepada anak penyandang tuna netra adalah semua siswa yang berada di dalam lingkungan belajar yang sama di dalam satu kelas sepanjang waktu. Berikut layanan yang di berikan kepada anak penyandang tuna netra sebagai beriku:
Ruang kelas yang cukup akan cahaya, dimana ruang kelas tersebut terang agar siswa yang menyandang tunanetra gampang untuk melihat suasana ruang kelas.
Lingkungan sekolah yang di lengkapi pegangan besi yang terpasang di dinding guna membantu siswa saat bejalan, karena anak yang menyandang tunanetra mereka membutuhkan pegangan untuk berjalan agar mereka bisa berjalan dengan baik.
Anak yang menyandang tuna netra duduk di bangku paling depan, karena anak yang menyandang tunanetra jika duduknya di belakang maka mereka akan kesulitan melihat papan tulis dan guru yang sedang menjelaskan maka dari itu anak tunanetra harus duduk di depan.
Guru membut alat peraga yang di mana warna-warna yang lebih mencolok, karena anak penyandang tunanetra tidak bisa melihat warna yang pudar.
guru memberikan tulisan yang lebih besar dan mudah di baca oleh siswa, karena anak penyandang tunanetra tidak akan bisa melihat tulisan yang lebih kecil maka dari itu guru harus menulis di papan tulis dengan huruf yang lebih besar agar mereka bisa melihat lebih jelas.
Guru harus melakukan penyesuaian arah pembelajaran yang di butuhkan siswa, jika guru tidak melakukan penyesuaian kepada siswa maka pembelajaran tidak akan sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut.
Sekolah menyediakan guru pendamping khusus, jika mengharuskan adanya guru pendamping maka sekiolah harus bisa menyediakan guru pendamping untuk siswa yang membutuhkan. (*).
Dosen Pengampu: Dea Mustika, S.Pd., M. Pd.
Kelompok : 1
Nama Anggota : 1. Anggi Mailinda Sari (216910550)
2. Delmawita (216910634)
3. Friska Royannisa (216910128)
4. Kezianisah Girsang (216910710)
5. Marsalinda Aulia Br.Pa. (216910209)
6. Masroito (216910624)